Sehatkan Pembuluh Darah dengan Air Wudhu


Kesehatan dan kebugaran tubuh manusia sangat dipengaruhi lancar tidaknya peredaran darah dalam tubuhnya. Lancarnya peredaran darah sangat dipengaruhi oleh sehat tidaknya pembuluh darah dalam tubuh. Kalau darah diibaratkan sebagai pengangkut bahan makanan bagi sel-sel tubuh, pembuluh darah adalah jalan atau jalur lalu lintas yang menentukan lancar tidaknya distribusi makanan ke seluruh tubuh.
 
Pembuluh darah menyerupai tabung fleksibel yang terbagi ke dalam cabang-cabang kecil dengan pusat utamanya berada di jantung. Organ vital ini akan memompa darah tanpa henti melalui jaringan pembuluh darah yang panjangnya 96.000 kilometer, sama dengan dua kali keliling bumi di khatulistiwa. Panjang total pembuluh kapiler pada manusia, yang mana sebagiannya hanya terlihat di bawah mikroskop, adalah 60.000 kilometer. Ada pun total wilayah permukaannya mencapai 8.000 meter persegi. Sedangkan panjang pembuluh nadi dalam otak sekitar 650 km. (Harun Yahya, The Miracle of the Blood and Heart, 2000:215)
 
Namun sayang, pola hidup manusia seringkali menyebabkan pembuluh darah mengeras dan kehilangan elastisitasnya. Ketika pembuluh darah sudah mengeras, tekanan dan beban kerja jantung pun semakin meningkat. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal sebagai arteriosclerosis. Gangguan pada pembuluh darah ini dianggap sebagai salah satu faktor utama terjadinya penuaan dan kerusakan pada tubuh.
 
Pengerasan dan penyempitan pembuluh darah tidak terjadi sekaligus, tetapi selama periode waktu yang panjang. Pembuluh darah terjauh dari jantung, seperti di otak, kaki dan tangan, sangat rentan terhadap pengerasan dan penyempitan. Proses tersebut berlangsung lama dan terjadi secara perlahan. Namun, ketika penyempitan atau pengerasan tersebut sudah terjadi, akan sulit bagi siapa pun untuk menormalkannya kembali.
 
Wudhu berperan besar dalam menjaga kesehatan pembuluh darah, terutama di daerah-daerah yang wajib terkena air wudhu, semisal bagian kepala, tangan, dan kaki, yang merupakan daerah paling rawan bagi terjadinya pengerasan atau penyempitan pembuluh darah. Air menjadi media bagi kulit—yang kaya akan pembuluh darah—untuk melakukan proses adaptasi terhadap perubahan temperatur.
 
Dengan demikian, air menjadi sebuah media ”latihan” atau ”olahraga” bagi pembuluh darah untuk senantiasa berkontraksi, yaitu melebar ketika panas dan mengkerut ketika dingin. Prosesi wudhu, yaitu membasuh sebagian tubuh dengan air minimal lima kali dalam sehari, memastikan terjaganya fleksibilitas pembuluh darah, yang pada akhirnya akan melancarkan pasokan nutrisi ke semua sel-sel tubuh.
 
Efek yang ditimbulkan oleh air terhadap sistem peredaran darah manusia sejatinya bersesuaian dengan “Hukum Baruch dan Hidroterapi”. Hukum Baruch adalah hukum atau teori yang diciptakan oleh Simon Baruch (1840-1921), seorang dokter dari Amerika. Menurut teori ini air memiliki daya penenang jika suhu air sama dengan suhu kulit. Apabila suhu air lebih tinggi atau lebih rendah daripada suhu kulit, dia akan memberikan efek stimulan atau merangsang.
 
Hidroterapi merupakan pengobatan ilmiah yang memanfaatkan air dengan manfaat menghilangkan rasa lelah dan menghilangkan ketegangan, mendinginkan dan merangsang tubuh untuk mengkerutkan pembuluh kapiler, merangsang sistem kardiovaskuler atau siste peredaran darah, melemaskan semua otot tubuh, dan melemaskan jaringan dan berefek pada kapiler-kapiler di kulit. Hal ini karena banyak darah dari jaringan yang akan ditarik ke kulit. Selain itu juga dapat mengurangi rasa nyeri.
 
Air wudhu pun dapat memberikan keseimbangan pada diri manusia. Gabungan antara gerakan (termasuk usapan, pijitan atau tekanan pada kulit, persentuhan dengan air segar), bacaan atau doa, kesadaran, dan hadirnya cinta dan keikhlasan dalam hati, merupakan sebuah perpaduan sempurna dalam menjaga stabilitas biologis, mental, dan ruhani.
 
Lahirnya penyakit, baik fisik, mental, maupun ruhani, berawal dari tidak adanya keseimbangan di dalam diri manusia. Oleh karena itu, Prof. Dr. Saboe (1986) dalam bukunya yang berjudul  “Hikmah Kesehatan dalam Shalat” menyatakan bahwa salat dan wudhu adalah suatu sikap tubuh yang paling sempurna dan paling ideal untuk mencapai kesempurnaan kesehatan badaniah maupun batiniah. (Dr. Tauhid Nur Azhar, M.Kes)

https://dpu-daaruttauhiid.org/web/article/detail/Sehatkan-Pembuluh-Darah-dengan-Air-Wudhu