Superwoman

Wanita dengan segala hak dan kewajibannya menjadikan ia layak diberi gelar superwoman. Bagaimana tidak? Dalam 24 jam rata-rata wanita kuat menjalani pekerjaan domestik, seperti menyiapkan perlengkapan suami, mengurus anak, memasak, dan menyelesaikan pekerjaan rumah, belum lagi jadwal pengajian, kegiatan sosial, dan segala jenis kegiatan lainnya. Secara fisik terbukti bahwa wanita mampu melakukan semua tugasnya.
  
Seorang suami yang sukses dalam karier, tidak lepas dari peran seorang istri yang selalu mendukung dan memotivasinya. Namun, terkadang wanita dengan peran dan kekuatannya, lupa pada siapa Dzat yang mengaruniakan kekuatannya, sehingga ia bersikap angkuh, merasa paling banyak berkorban. Akhirnya, wanita lebih banyak menuntut atas pengorbanannya.
 
Dalam sebuah hadits disebutkan, malaikat bertanya kepada Allah SWT bahwa manakah yang lebih kuat antara besi dan api? Lalu, Allah menjawab bahwa api lebih kuat karena dapat melelehkan besi. Pertanyaan berikut adalah mana yang lebih kuat antara api dengan air? Jawabannya lebih kuat air karena dapat mematikan api. Kalau air dengan angin lebih kuat yang mana? Jawabannya, lebih kuat angin karena mengakibatkan gelombang besar. Namun, kekuatan angin akan terkalahkan oleh seseorang yang menginfakkan hartanya dan tidak dketahui oleh orang lain selain Allah. Orang yang memiliki kekuatan ikhlaslah, yang dapat mengalahkan kekuatan lain karena hanya mengharap balasan dan pertolongan Allah.
 
Berharap sesuatu terhadap manusia hanya akan membuat kita letih, bahkan kecewa. Berharaplah kepada Allah yang memiliki segalanya. Sekecil apa pun amal, akan dicatat oleh Malaikat Rakib danAtid. Ikhlas melakukan sesuatu, bukan karena mengharap pujian dan balasan dari makhluk -siapa pun itu, baik suami, pimpinan, guru, orang tua, teman--melainkan melakukan sesuatu hanya mengharap balasan Allah.
 
Istiqamah dalam beramal merupakan bagian dari ikhlas. Ibadah yang dilakukan hanya sewaktu-waktu, tidak kontinyu, dan sesuai keadaan, adalah tanda keikhlasan yang belum sempurna. Pada umumnya, aktivitas ibadah yang dilakukan tidak secara rutin, lebih dimotivasi oleh kondisi lahir dan urusan duniawi. Pendekatan diri kepada Allah dilakukan ketika sedang butuh, mengalami kesulitan, tertimpa musibah, dan mengalami ujian. Ia meminta agar Allah menolong dan membantunya meringankan penderitaan, tetapi ketika semua kesulitan itu telah hilang, ia meninggalkan ama-amal ibadah yang sebelumnya dilakukan.
  
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan." (QS Yunus [10]: 12)
 
Hamba Allah yang ikhlas ketika diberi kesulitan, ia duduk bersimpuh dan sujud memohon pertolongan Allah. Ketika diberi kelapangan, ia akan semakin banyak bersyukur dan mendekat kepada Allah yang melapangkan kehidupannya. Untuk itu, mari berusaha menjadi superwoman yang ikhlas, karena kekuatan wanita yang sesungguhnya terdapat pada keikhlasannya.

https://dpu-daaruttauhiid.org/web/article/detail/Superwoman