Manusia adalah makhluk Allah yang dikaruniakan akal untuk berpikir dan memiliki tujuan hidup. Dengan kemampuan berpikirnya, manusia dapat menentukan dan mendapatkan apa yang diinginkannya. Dan dengan akalnya tersebut, manusia dapat mengetahui segala sesuatu rahasia penciptaan Allah SWT, baik yang ada di langit maupun di bumi. Untuk mengetahui itu semua, manusia membutuhkan pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk menjalani kehidupannya. Dengan pendididikan, seseorang dapat meraih cita-citanya dan mendapatkan kebahagiaan melalui ilmu yang dimilikinya. Lewat pendidikan, manusia ditempa menjadi seorang pemikir dan dapat hidup bermasyarakat.
Pendidikan dalam Islam
Pendidikan bukanlah hal baru yang kita kenal. Bahkan sejak Allah menciptakan alam semesta, konsep pendidikan telah tergoreskan. Dalam al-Quran, Allah SWT merupakan pendidik dan guru terbaik bagi seluruh makhluk-Nya. Dialah yang mengatur dan mengelola alam semesta ini. Karena menempati posisi sebagai pendidik terbaik, Allah tentu akan memberikan yang terbaik bagi ‘anak didik’-Nya (makhluk-Nya).
Ada pun para rasul adalah guru terbaik sepanjang sejarah. Allah mengutus langsung para rasul untuk mendidik manusia agar tetap berjalan dalam koridor Islam. Allah SWT berfirman, "Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-hikmah. dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Ali Imran [3]: 164).
Imam Ghazali salah seorang pemikir besar muslim menilai pendidikan sebagai prinsip dasar pemasyarakatan manusia. Menyangkut hal ini, ia menyatakan, "Jika para ilmuan dan pendidik tidak ada, maka masyarakat akan hidup seperti hewan ternak.” Dengan kata lain, pendidikan dapat menaikkan derajat seseorang sehingga tidak sama dengan hewan.
Imam Ghazali juga menyatakan pendidikan merupakan ibadah dan upaya peningkatan kualitas diri. Pendidikan yang baik merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam Islam, al-Quran beserta kandungannya merupakan ilmu pengetahuan. Isinya sangat bermanfaat bagi kehidupan, membersihkan jiwa, memperindah akhlak, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Hal inilah yang mendasari al-Ghazali berpendapat jika tujuan pendidikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bukan mencari kedudukan, kemegahan dan kegagahan atau kedudukan yang menghasilkan uang. Karena jika tujuan pendidikan diarahkan bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka dapat menimbulkan kedengkian, kebencian, dan permusuhan.
Mengenal Pendidikan Islam Zaman Rasulullah
Pendidikan Islam telah dimulai sejak zaman Rasulullah Saw, dan dibagi menjadi dua periode yakni periode Makkah dan periode Madinah. Baik di Makkah maupun Madinah, inti dari ‘pelajaran’ yang disampaikannya adalah tentang tauhid.
a. Periode Makkah
Pada periode ini, Rasulullah saw menyampaikan ilmu secara sembunyi-sembunyi. Hanya beberapa orang saja yang dapat menerimanya seperti isterinya Khadijah, sepupunya Ali bin Abi talib, dan beberapa orang yang dekat dengan Rasulullah. Cara penyampaiannya pun dengan lemah lembut agar banyak orang yang tertarik. Cara seperti ini bertahan selama hampir tiga tahun hingga turun ayat yang meminta Rasulullah saw menyampaikannya secara terbuka.
Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, menyatakan pembinaan pendidikan Islam pada fase Makkah meliputi:
Pendidikan keagamaan. Yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata, jangan dipersekutukan dengan nama berhala.
- Pendidikan akliyah dan ilmiah. Yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
- Pendidikan akhlak dan budi pekerti. Yaitu Nabi Muhammad saw mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
- Pendidikan jasmani atau kesehatan. Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan, dan tempat kediaman.
Pokok pembinaan pendidikan Islam di Kota Makkah adalah pendidikan tauhid. Titik tekannya menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tecermin dalam perbuatan serta tingkah laku sehari-hari.
b. Periode Madinah
Selama di Madinah, Rasulullah saw menempati dua posisi secara bersamaan yakni sebagai tokoh agama dan sebagai pemimpin negara. Setelah membangun Masjid Quba’ dan Masjid Nabawi, sistem pendidikan Islam mengalami perubahan. Masjid menjadi sekolah yang pertama dalam sistem pendidikan lslam.
Konsep yang disampaikan Rasulullah saw lebih bertumpu pada masalah ibadah dan syariah, tanpa melupakan persoalan lain. Dalam pendidikan ibadah, terdapat perkara yang diwajibkan seperti salat Jumat. Selain itu, terdapat juga perkara yang disunatkan seperti salat Hari Raya. Pendidikan berpuasa telah bermula pada tahun kedua Hijrah dan ibadah Haji pun bermula pada tahun keenam Hijrah. Selain itu, pendidikan zakat dan hukum perkawinan turut diperkenalkan.
Pendidikan membaca dan menulis telah berkembang pada periode tersebut. Rasullulah saw memerintahkan para sahabat yang pandai menulis dan membaca supaya mencatat dan menulis ayat-ayat al-Quran yang diwahyukan. Mereka juga diminta supaya mengajar umat Islam yang tidak tahu menulis dan membaca.
Pokok pembinaan pendidikan Islam di Kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran tauhid.
Nah, untuk di negeri kita ini, pola penddikan seperti apa yang diterapkan? Apakah pola pendidikan yang mengacu kepada Rasulullah (pendidikan bertauhid)? Atau pola pendidikan yang diperoleh dari sumber ‘antah berantah’?
Kiranya, jawaban sudah jelas dengan melihat rupa dan ragam generasi muda negeri ini. Generasi yang sebagian besarnya mulai terasingkan oleh nilai tauhid. Pendidikan diberlakukan sekadar status atau alat mengeruk keuntungan duniawi. Ada pun untuk mengenal Allah, jauh panggang dari api. (Astri Rahmayanti)
https://dpu-daaruttauhiid.org/web/article/detail/Pendidikan-Jalan-Mengenal-dan-Mencintai-Allah
Posting Komentar