Menjadi seorang ibu dan orangtua dari darah daging kita sendiri adalah sebuah anugerah. Merasakan proses mengandung, melahirkan hingga merawat sang buah hati adalah suatu kebahagiaan. Itulah yang saya rasakan sekarang, menjadi seorang ibu, istri dan juga madrasah pertama bagi anak dan keluarga.
Merasakan menjadi seorang ibu rumah tangga, mengingatkan saya akan perjuangan orangtua tatkala membesarkan dan merawat anak-anaknya. Terasa sekali, bagaimana susah payah mengandung, melahirkan hingga merawat dan mendidik hingga diantarkan ke perguruan tinggi dan dilabuhkan kepada mahligai pernikahan.
Kini, tanggungjawab tersebut menjadi tanggung jawab suami dan saya sebagai seorang ibu bagi anak-anak saya kelak. Kami dan suami memiliki tanggung jawab penuh atas amanah yang telah Allah titipkan ini. Biaya pendidikan, kebutuhan sehari-hari, dan kebutuhan keluarga menjadi rencana pengeluaran rutin yang disiapkan.
Setelah hampir 3 tahun berumah tangga, suami dan saya memikirkan bagaimana membalas kebaikan kedua orangtua yang telah mereka lakukan hingga kami menjadi seperti sekarang. Akhirnya, setelah bermusyawarah dan berdiskusi panjang dengan suami, kami menemukan jalan keluarnya. Kami memutuskan untuk mengirimkan uang kepada kedua orangtua, yang kami pikir tidak seberapa. Namun, niat untuk rutin bersedekah kepada orangtua dengan memberikan sedikit rezeki yang telah Allah titipkan kepada keluarga kecil ini, bagi kami adalah sebuah langkah kecil sebagai bakti seorang anak.
Sebelum kami mengirimkan uang, saya menghubungi kedua orangtua dengan maksud memberikan penjelasan. Jawaban orangtua saya adalah tidak ingin merepotkan, kalau bisa ditabung saja untuk kebutuhan rumah tangga. Namun, saya menegaskan, bahwa uang ini adalah alokasi yang sudah kami anggarkan untuk msaing-masing orangtua, yaitu dari pihak saya pun juga orangtua suami.
Setelah berbincang lebar, akhirnya orangtua saya mengerti dan menerima niat baik kami. Begitu pula suami, beliau menegaskan kepada ayah dan ibu tentang niat baik yang akan kami lakukan. Kurang lebih jawaban orangtua semua sama, tidak ingin merepotkan dan bahkan menyarankan untuk ditabung untuk keperluan rumah tangga kami. Sekali lagi, kami khususnya suami menegaskan bahwa ini sudah jadi keputusan dan jalan kami.
Akhirnya keluarga suami pun menerima niatan dari kami. Walau kami belum berlimpah harta, belum memiliki rumah, mobil dan investasi yang banyak, namun kami berniat untuk bisa menyisihkan sedikit rezeki bagi kedua orangtua kami. Bukan semata-mata memaksakan diri, namun saya dan suami sudah waktunya membalas sedikit demi sedikit kasih sayang dan kebaikan yang telah orangtua lakukan terhadap kami.
Setelah beberapa bulan kami mengirimkan sedikit rezeki kepada masing-masing orangtua, kami mendapatkan banyak kemudahan rezeki. Bahkan 5 kali lipat dari yang sudah kami berikan. Kemudahan-kemudahan pekerjaan, urusan dan juga ibadah dapat kami rasakan. Mahabesar Allah yang telah membukakan pintu rezeki kepada kami. Memang benar, sedekah tidak membuat orang itu miskin, bahkan dengan sedekah menjadi jalan pembuka pintu rezeki yang tiada terduga.
Subhanallah, ketika saya dan suami meniatkan bersedekah kepada kedua orangtua, insya Allah ini adalah niat tulus dari usaha kecil yang kami lakukan. Hanya rida ilahi yang kami harapkan, karena semua rezeki ini pun Allah yang memberi. Semoga, dengan berbakti pada orangtua, dan doa anak yang saleh, akan menjadi tabungan untuk kedua orangtua kami kelak di surga. Pun harapan besar tercurah kepada anak-anak kami kelak. Amiin ya Rabbal ‘alamin.
https://dpu-daaruttauhiid.org/web/article/detail/Sedekah-Itu-Pembuka-Rezeki
Posting Komentar