Hati kita itu melayang-layang seperti bulu. Apa yang dipikirkan tergantung pada apa yang ada di dalam hati. Bagaimana kalau hati melayang-layang pada pikiran-pikiran yang condong pada keburukan, lalu kita meninggal pada saat melakukannya? Tentunya kita tidak menginginkan hal tersebut. Untuk mengatasinya, kita harus sering-sering datang ke majelis ilmu.
Tiga Jenis Nafsu
Hati adalah tempat bersemayamnya nafsu. Karena itulah hati bisa melayang-layang kemana-mana berdasarkan nafsu yang bersemayam di dalamnya. Ada tiga jenis nafsu yang bisa menguasai hati, yaitu:
1. Nafsu mutmainah, adalah nafsu yang selalu mendorong untuk berbuat baik. Untuk melakukan kebaikan, orang ini tidak banyak berpikir terlebih dahulu, tapi langsung melakukannya.
2. Nafsu lawwamah, yaitu nafsu yang sedang berproses. Untuk melakukan kebaikan, ia masih banyak berpikir. Ia condong pada keburukan tapi menginginkan kebaikan. Contohnya, ingin salat tahajud tapi malas bangun. Ketika sadar salatnya terlewat, ia menyalahkan diri sendiri namun tetap melakukannya lagi.
3. Amarah atau nafsu amarah, yaitu hati yang condong pada keburukan. Keinginannya selalu mengikuti hawa nafsu. Hatinya akan terasa sumpek, kecuali orang yang memang sudah bebal.
Kalau orang sudah merasa sumpek, itu tandanya nafsunya sudah condong ke dalam keburukan. Karena itulah kita harus minta kelapangan hati dan hidayah Allah seperti yang tertulis dalam surah al-An’am [6]: 125,“Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”
Menjaga Pandangan bagi Perempuan
Untuk menuju kondisi nafsu mutmainah, kita harus bisa menjaga lisan serta menjaga pandangan. Apa yang akan kita bahas kali ini adalah menjaga pandangan. Bukan hanya kaum laki-laki yang harus menjaga pandangan, tapi juga kaum perempuan. Seperti firman Allah SWT dalam surah an-Nur [24]: 31, “Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,...”
Tidak selalu perempuan belum menikah yang sulit menjaga pandangan, namun juga perempuan-perempuan sudah menikah, seperti dialami oleh Zhulaika terhadap Nabi Yusuf. Apalagi adanya penelitian yang menyatakan bahwa mereka yang paling banyak jatuh cinta lagi adalah orang-orang sudah menikah. Apalagi ketika orang tersebut tidak harmonis dengan pasangannya. Karena itu, kita harus hati-hati untuk tidak sembarangan melirik laki-laki lain.
Menjaga pandangan ini bagi perempuan bukan hanya menjaga matanya, namun juga menjaga dirinya dari pandangan orang-orang yang bukan haknya seperti disebutkan dalam surah an-Nur tersebut. Yakni perempuan harus menjaga auratnya serta menjaga sikapnya untuk tidak mengundang perhatian lawan jenis yang berpotensi menimbulkan syahwat.
Jauhi Sikap Menggoda
Sebenarnya kalau perempuan tidak bersikap menggoda, laki-laki pun tidak akan tergoda. Perempuan biasanya menggoda dari sisi ia berpakaian yang tidak menutup aurat. Boleh-boleh saja bahkan baiknya perempuan memang merawat dirinya. Akan tetapi, jangan sampai berdandan berlebihan seperti kepala yang menyerupai punuk unta atau memakai bulu mata palsu. Ini karena Rasulullah sawmelarangnya. Hukum memakai bulu mata palsu sama dengan menyambung rambut.
Hal lainnya yang juga harus diperhatikan oleh perempuan ialah berkaitan perihal bertutur kata dan sikap tubuh. Walaupun berpakaian sudah benar menurut syariat, tapi kalau sikapnya menggoda atau manja, baik itu dari cara bicara, gerak-gerik tubuh ataupun cara berjalan, itu bisa mengundang perhatian lelaki yang bukan haknya.
Kalau dipikir lagi, buat apa kita menggoda lelaki seperti itu? Mencari jodoh dengan seperti itu tidak akan membuat kita menemukan jodoh yang baik. Jodoh hanya satu hingga tidak perlu menarik perhatian banyak lelaki. Lagipula lelaki yang tertarik dengan godaan-godaan semacam itu pastilah bukan lelaki yang baik agamanya. Lelaki yang saleh justru akan menghindari perempuan-perempuan penggoda atau perempuan-perempuan yang tidak menjaga pandangannya. Mereka tidak akan mau mengambil risiko ketika sudah menikahi seorang perempuan, istrinya akan mengumbar pandangan kepada lelaki lain.
Berdandanlah yang cantik untuk suami. Namun jika keluar rumah, berdandan secukupnya saja agar tidak mengundang perhatian. Itulah yang dimaksud dengan menjaga pandangan bagi seorang perempuan. Semoga keinginan untuk menjaga pandangan bisa mengantarkan kita untuk memiliki nafsu mutmainah.
“Yaa Allah karuniakan kepada kami kecintaan kepada Alquran sehingga kami bisa menjaga pandangan kami dari segala yang Engkau benci, tergantikan dengan cahaya Alquran yang memberikan syafaat di akhirat kelak, aamiin.”
https://dpu-daaruttauhiid.org/web/article/detail/jaga-pandangan-untuk-ketenangan-hati
Posting Komentar